KENDALA TEKNIS DAN NON TEKNIS MENJADI ASSISTEN
DI PERKEBUNANAN KELAPA SAWIT
Seorang assiten lapangan merupakan asset
hidup perusahaan yang mempunyai peranan sangat penting demi menunjang
kelancaraan perusahaan. Demi kelancaran jalanya perusahaan seorang assisten
harus siap menghadapi setiap kendala dilapangan, baik kendala yang bersifat
teknis maupun non teknis. Berikut penjelasaan mengenai kendala yang sering
dihadapi seorang assisten lapangan.
A.
KENDALA TEKNIS
Kendala yang berkaitan dengan
lingkungan pekerjaan yang rutin dikerjakan sehari-hari, apabila kendala
pekrjaan muncul seorang assiten harus tampil dalam hal perencanaan dan
pengambilan keputusan secara bijak. Misalnya ada kendala pada pekerjaan panen
buah ditemukan akses pasar pikul semak atau pasar pikul dalam kondisi rusak
sehingga menghambat pekerjaan panen. Dalam hal ini assiten harus bisa mengambil
keputusan berupa tindakan apa yang harus dilakukan, setelah ada perencanaan
maka assisten akan mengarahkan mandor perawatan untuk mengambil tindakan
perbaikan sesuai rencana dari assisten bagaimana teknis pekerjaan dilaksanakan
dengan baik guna mencapai kualitas kerja yang diinginkan.
Tentu
banyak hal teknis yang akan muncul setiap harinya, maka seorang asissten harus
siap kapanpun untuk mengambil setiap keputusan demi kebaikan dan kelancaran
pekerjaan. Seorang assisten dituntut harus mampu melakukan pengawasan setiap
kegiatan yang mencakup ruang lingkup pekerjaanya.
B.
KENDALA NON TEKNIS
Seorang assisten
lapangan yang mengemban tugas suatu divisi/afdeling tidak hanya mengawasi
teknis pekerjaan tetapi juga dituntut mampu mengatasi kendala non teknis
pekerjaan seperti karyawan dan lingkungan perusahaan. Seorang asisten harus
siap menerima keluhan atau aduhan dari setiap karyawan, karena tangggung jawap
seorang assisten cukup besar dari mengurus kelahiran dan kematian, mengurus
orang sehat maupun orang sakit. Seorang asisten harus mempunyai mental yang
tanggup dan juga harus mempunyai tingkat kesabaran yang maksimal, karena
assisten lapangan juga akan menghadapi tingka laku baik dan buruknya setiap
karyawan. Umumnya assisten kerepotan apabila harus berhadapan dengan karyawan lokal
yang tidak bisa mengikuti aturan-aturan yang ada diperusahaan jika ditegur maka
mereka kembali menegur dengan nada yang cukup kasar seakan-akan tidak mau
diatur karena merasa orang lokal namun jika dikerasin dampak negatinya akan
lebih banyak lagi baik pribadi assisten maupun jalanya pekerjaan di divisi akan
terganggu. Kasus yang paling sering adalah pekerja lokal umumnya tidak bisa
mengikuti tujuh jam kerja yang menjadi aturan perusahaan. Pekerja lokal
(karyawan bersal dari kampun) mulai bekerja lebih lama dibandingkan pekerja
yang pendatang, pekerja lokal lebih mengutamakan cepat pulang tidak peduli
hasil yang diproleh mencapai target atau tidak dan pekerjaan mereka ingin
dibayar penuh (1 HK), jika tidak dibayar penuh mereka akan membuat gangguan
atau melaporkan pada tokoh masyarakat yaitu kades atau ketua adat. Bukan berarti
seorang assisten maupun pimpinan perusahaan anti terhadap karyawan yang berasal
dari kampong selama mereka dapat bekerja dengan baik dan dapat mengikuti aturan
yang berlaku maka perusahaan tidak memandang karyawaan kampung merupakan
hambatan yang merugikan perusahaan.
Dua
hal di atas merupakan aspek-aspek yang akan terus dihadapi bagi seorang planter
jika mampu mengatasi setiap kendala-kendala yang dihadapi dan dapat
terselesaikan dengan baik maka anda akan menjadi seorang planter yang berhasil
di perkebunan kelapa sawit…
Comments
Post a Comment